Showbiznesia.com – Penyanyi sekaligus penulis lagu Pongki Barata kembali menghadirkan karya terbaru lewat album berjudul 8090. Album ini lahir setelah sebelumnya ia merilis Pop pada 2023.
Karier musik Pongki identik dengan karya romantis sejak awal bersama Jikustik di awal 2000-an, melahirkan hits seperti Seribu Tahun, Perjalanan Panjang, Sepanjang Musim, hingga Pagi.
Warna musik balada lirih itu terus melekat, meski kemudian ia memperlihatkan sisi berbeda lewat band The Dance Company dengan gaya jenaka dalam lagu-lagu seperti Aku Lelakimu (2025) dan Papa Rock N Roll (New Version) (2025).
Sebagai solois, Pongki memulai dengan album Sunrise (2011), lalu melanjutkan dengan Nada Untuk Asa (2015), Selaras (2020), hingga Pop (2023).
Album Pop menghadirkan eksplorasi modern dengan sentuhan synthesizer. Namun, lewat 8090, Pongki memilih jalur sebaliknya: keras, penuh distorsi, dan jauh dari romantisme.
“Album 8090 adalah kebalikan album Pop (2023) lalu,” ujar Pongki Barata di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
“Bila Pop fokus pada penggunaan synthesizer, maka 8090 dibalut dengan distorsi gitar, drum gedebag gedebug dan lengkingan tinggi pita suara.”
Ia menyebut kedua album itu seperti kakak-adik dengan karakter berbeda namun berasal dari rahim yang sama.
Dalam prosesnya, Pongki melibatkan sederet gitaris papan atas seperti Pay Burman, Eet Sjahranie, Iga Massardi, Iwan The Rain, Ronie Athana, Mazbay, Tomo Widayat, hingga Eross Candra dari Sheila on 7. Untuk drum, ia mempercayakan sepenuhnya pada Tony Soekamti.
“Sebuah perayaan overdrive pol mentok,” imbuhnya.
Produser Chris Charles menilai 8090 menunjukkan sisi baru Pongki yang selama ini kental dengan lagu-lagu romantis.
“Dengan mengedepankan instrumen keras seolah Pongki Barata terlihat anti terhadap kata-kata romantis dan puitis seperti yang selama ini melekat pada dirinya,” jelasnya.
Ia menambahkan, album ini juga menjadi ruang eksplorasi musik yang menginspirasinya di masa muda.
“Dengan lagu-lagu tersebut diharapkan dapat mengembalikan memori pendengar musik di Indonesia saat ini dengan sound rok era 1990-an. Album ini sudah bisa dinikmati di seluruh platform digital,” pungkas Chris Charles.