Showbiznesia.com – Sutradara dan sineas Joko Anwar menanggapi polemik penunjukan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN).
Menurutnya, keresahan publik terhadap keputusan tersebut adalah hal yang wajar dan memiliki dasar yang kuat.
Joko Anwar menekankan bahwa jika memang negara menganggap PFN penting, harus memilih pemimpin yang memahami perfilman Indonesia.
“Kalau dianggap PFN itu penting, harus dipegang sama orang yang memahami perfilman,” ujar Joko Anwar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin PFN idealnya memiliki pemahaman mendalam tentang industri film, bukan sekadar memiliki keterlibatan kecil di dalamnya.
Ifan Seventeen, yang selama ini dikenal sebagai musisi, dinilai belum memiliki rekam jejak yang cukup kuat di dunia perfilman.
“Dia pernah jadi EP (executive producer) di film dokumenter, yang subjeknya juga dia,” katanya.
“Dia mungkin juga terlibat di 1-2 film sebagai produser, tapi saya rasa juga masih belum cukup untuk memahami film,” lanjut Joko Anwar.
Joko Anwar menyoroti bahwa selama ini Ifan Seventeen tidak pernah menunjukkan rekam jejak yang relevan dengan kebutuhan industri film.
“Karena selama ini kan dia juga tidak ada bicara soal film, tidak tunjukkan rekam jejaknya sinkron dengan kebutuhan film Indonesia,” tuturnya.
Sehingga ia melihat pertanyaan dan kritik dari publik terasa valid, bukan sekadar sentimen negatif.
“Ketika banyak orang protes kenapa Ifan (jadi Dirut PFN), ya itu valid,” ucapnya.
“Karena tanpa memandang profesinya apa, dia tidak punya rekam jejak yang bisa bawa PFN jadi BUMN yang nantinya punya kontribusi untuk perfilman Indonesia,” tegas Joko.