Film ini akan diproduksi oleh Visinema Pictures dan disutradarai langsung oleh pendirinya, Angga Dwimas Sasongko, dengan Gita Wirjawan sebagai produser eksekutif.
Direncanakan memasuki proses produksi pada tahun 2027, ‘Perang Jawa’ menjanjikan skala produksi yang luar biasa dengan pendekatan visual dan naratif yang menyaingi film epik global.
“Lewat ‘Perang Jawa’, kami sedang mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar di tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global,” ujar Angga Dwimas Sasongko di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Senin (21/7/2025).
Ide film ini pertama kali digagas oleh Gita Wirjawan, yang melihat kisah Pangeran Diponegoro sebagai cerita monumental yang penuh nilai kemanusiaan.
“Diponegoro tidak berjuang untuk takhta namun untuk harga diri, keyakinan, warisan budaya dan kedaulatan. Bagi saya, ini adalah kisah yang sangat manusiawi sekaligus monumental,” kata Gita.
Film ini akan ditulis oleh Ifan Ismail, penulis pemenang Piala Citra, dan dikerjakan bersama sejarawan Peter Carey, penulis buku ‘The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855’. Carey akan menjadi konsultan sejarah dalam proyek ini.
“Perang Diponegoro adalah salah satu episode paling esensial dalam sejarah Asia Tenggara, karena ini merupakan titik balik dari gerakan anti-kolonialisme. Tetapi belum pernah diangkat menjadi film dalam skala yang layak secara sinematik,” kata Peter Carey.
Pengumuman ini dirilis bertepatan dengan 200 tahun dimulainya Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825 yang dipicu oleh pembangunan jalan kolonial di atas tanah leluhur Diponegoro peristiwa yang menjadi pemicu salah satu perang paling berdarah dalam sejarah Asia Tenggara.