Showbiznesia.com – DJ dan produser musik elektronik Whisnu Santika akhirnya buka suara soal tudingan bahwa lagu terbarunya, ‘Yalla Habibi’, menjiplak karya musisi lain.
Lagu tersebut sempat dibandingkan dengan ‘Iag Bari Yababa’ milik ARKADYAN, Fanfare Ciocărlia, dan GROSSOMODDO karena dianggap memiliki nuansa serupa.
Whisnu menegaskan bahwa lagu tersebut bukan hasil jiplakan, melainkan hasil eksplorasi kreatif melalui teknik interpolasi — sebuah metode legal dalam industri musik.
“Saya memang mengadopsi elemen dari ‘Iag Bari Yababa’, tapi bukan untuk menjiplak,” tegas Whisnu Santika saat dihubungi awak media, belum lama ini.
Baca juga: Iskandar Widjaja Siap Guncang Jakarta Lewat ‘Joy in Harmony Indonesia Tour 2025’
“Justru saya ingin merayakan musik world dengan sentuhan Indobounce yang jadi identitas saya,” lanjutnya.
Menurut Whisnu, seluruh proses legal sudah dijalankan secara profesional oleh tim manajemennya.
“Saya dan tim manajemen sudah melakukan komunikasi langsung dan mengurus legalitas hak cipta lagu ke Fanfare Ciocărlia melalui Piranha Records,” ujarnya.
Kurator musik Dimas Ario menjelaskan bahwa interpolasi berbeda dari praktik sampling.
“Kalau sampling itu menggunakan rekaman asli, interpolasi justru bikin ulang bagian lagu dengan versi baru setelah izin dari pencipta. Jadi bukan nyontek, tapi reinterpretasi,” kata Dimas.
Sementara itu, pengamat musik Dzulfikri Putra Malawi menilai langkah Whisnu justru mencerminkan cara sehat dalam berkreasi di era modern.
“Kalau sample dari master rekaman, izin ke label. Tapi kalau interpolasi, urusnya langsung ke pencipta lagu lewat publisher atau manajemen. Jadi memang ada proses legal yang jelas,” ujarnya.
Baca juga: Babyface Siap Hangatkan Jakarta Lewat Konser “With Love From BRI”
Melalui ‘Yalla Habibi’, Whisnu berharap bisa memperkenalkan nuansa musik Timur Tengah yang berpadu dengan ritme tropis khas Indonesia.
Alih-alih menjiplak, ia justru berusaha merayakan keragaman budaya lewat musik.
